Pasal 1 butir (1) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menyatakan bahwa lingkungan hidup adalah satu-kesatuan ruang yang terdiri dari
segala makhluk dan sumber daya, termasuk manusia dan kepribadiannya yang mempengaruhi alam dan kesejahteraan makhluk hidup lainnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa segala sesuatu yang berada dalam lingkungan hidup tidak dapat dipisahkan dan saling berkaitan satu sama lainnya. Lingkungan hidup dapat dibagai menjadi 3 bagian, yaitu: lingkungan fisik (physical environment), lingkungan biologis (biological environment); dan lingkungan sosial (social environment).
Ekosistem dapat didefinisikan sebagai satu satuan dasar yang membahas tentang interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya, baik itu lingkungan biotik (makhluk hidup) maupun lingkungan abiotik (non-makhluk hidup). Komponen biotik pada ekosistem dapat diklasifikasi menjadi dua kelompok, yaitu: (a) autotrofik, yaitu organisme yang mampu menghasilkan makanan atau energi dengan cara fotosintesis atau kemosintesis. Organisme ini dikenal sebagai produsen; (b) heterotrofik, yaitu organisme yang menggunakan, mengubah, atau memecahkan materi yang dihasilkan oleh autotrofik. Organisme ini disebut juga sebagai konsumen, baik makrokonsumen maupun mikrokonsumen.
Ekologi berasal dari kata eikos yang artinya rumah atau tempat tinggal dan logos yang artinya ilmu atau pengetahuan. Ekologi adalah sistem yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Salah satu konsep yang dapat digunakan untuk menjelaskan ruang lingkup ekologi adalah dengan konsep Miller. Konsep ini beranggapan bahwa berbagai komponen kecil
saling tersusun satu sama lainnya hingga membentuk suatu ekosistem. Gambaran konsep Miller ini disajikan pada berikut.
 |
| Konsep Miller |
Peranan ilmu ekologi dalam penataan lingkungan dapat digambarkan dalam konsep model lingkaran yang disajikan pada berikut.
 |
| Lingkaran Energi, Materi, dan Informasi |
Model lingkaran ini disebut juga sebagai lingkaran energi, materi, dan informasi. Selama tidak ada hambatan dalam proses aliran energi dan materi, maka tata lingkungan berada dalam keseimbangan ekologis.
