If any broken link, please Contact me!

Pendidikan Inklusif Sebagai Sebuah Sistem

Pendidikan inklusif adalah sebuah sistem yang memiliki komponen input-proses-output seperti halnya dalam sistem pembelajaran pada umumnya.
Please wait 0 seconds...
Scroll Down and click on Go to Link for destination
Congrats! Link is Generated
Pendidikan Inklusif Sebagai Sebuah Sistem


Pendidikan inklusif adalah sebuah sistem yang memiliki komponen input-proses-output seperti halnya dalam sistem pembelajaran pada umumnya. Inklusif sebagai sebuah sistem berarti keseluruhan dalam proses pendidikan baik di dalam sekolah maupun luar sekolah tidak melepaskan diri dari pendidikan inklusif. Dalam konteks pendidikan, inklusif mengacu pada sistem dan lingkungan pembelajaran yang diharapkan mampu mengadopsi semua kebutuhan anak tanpa kecuali.

Keterikatan antarkomponen sistem dalam pendidikan inklusif meliputi raw input, instrumental input, environmental input, process, output, dan outcome. Komponen input yang berpengaruh terhadap pendidikan inklusif meliputi sekolah karakteristik peserta didik karakteristik keluarga dan masyarakat titik komponen proses meliputi iklim sekolah dan belajar dan pembelajaran. Sedangkan komponen out come meliputi achievement, Thunder dan attaindment. Di luar itu terdapat faktor eksternal yang tidak boleh diabaikan yang sangat berpengaruh terhadap pendidikan inklusif sebagai sebuah sistem.

Kementrian Pendidikan Nasional (2010) mengidentifikasi setidaknya lima implikasi manajerial sekolah penyelenggara pendidikan inklusif:

  1. Pendidikan inklusif berarti menciptakan dan menjaga komunitas kelas yang hangat, menerima keanekaragaman, dan menghargai perbedaan.
  2. Mengajar kelas yang heterogen memerlukan perubahan pelaksanaan kurikulum secara mendasar.
  3. Pendidikan inklusif berarti menyiapkan dan mendorong guru untuk mengajar secara interaktif.
  4. Pendidikan inklusif berarti penyediaan dukungan, dorongan bagi guru di kelas secara terus-menerus dan penghapusan hambatan yang berkaitan dengan isolasi profesi.
  5. Pendidikan inklusif berarti melibatkan orang tua secara bermakna dalam proses perencanaan.

Sekolah reguler yang menyelenggarakan pendidikan inklusif dituntut melakukan berbagai perubahan manajemen pengelolaan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian. Konsekuensi logis dari paradigma sekolah penyelenggara pendidikan inklusif, setidaknya ada tiga hal yang harus mengalami perubahan dibandingkan dengan sekolah konvensional. 

  1. Dimensi manajemen sekolah, bidang garapan manajemen sekolah antara lain meliputi manajemen kurikulum, manajemen kesiswaan, manajemen personel/ketenagakerjaan, manajemen sarana dan prasarana, manajemen keuangan, manahemen hubungan sekolah dan masyarakat, dan manajemen layanan khusus.
  2. Dimensi manajemen kelas, implikasi dari pendidikan inklusif terhadap manajemen kelas berarti bagaimana mengelola kelas yang heterogen untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dalam arti luas.
  3. Manajemen pembelajaran, pembelajaran dalam kelas yang homogen tidaklah mengalami kesulitan, namun dengan pendidikan inklusif peserta didik di dalam kelas akan beragam. Oleh karena itu, menurut manajemen pembelajaran yang lebih fleksibel dan adaptif bagi ABK. Manajemen pembelajaran memiliki pengertian yang luas, yaitu dimulai dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi serta tindak lanjut hasil pembelajaran. Semua tahapan itu harus mempertimbangkan kebutuhan khusus masing-masing peserta didik dalam rangka pembelajaran yang efektif dalam kelas inklusif.


About the Author

I like challenges and learning new things.

Post a Comment

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.