If any broken link, please Contact me!

Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah pada Berbagai Negara

Pada berbagai negara, sistem pendidikan selalu diharapkan untuk mampu memberikan pendidikan yang menyeluruh tanpa terkecuali. Anak berkebutuhan ...
Please wait 0 seconds...
Scroll Down and click on Go to Link for destination
Congrats! Link is Generated

Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah pada Berbagai Negara

Pada berbagai negara, sistem pendidikan selalu diharapkan untuk mampu memberikan pendidikan yang menyeluruh tanpa terkecuali. Anak berkebutuhan khusus selalu menjadi perhatian dalam hal pendidikan di berbagai negara. Setiap negara mempunyai kebijakan dan cara menyikapi anak berkebutuhan khusus yang berbeda. Selalu muncul pro dan kontroversi dalam pendidikan inklusif di setiap negara, namun sama sama mempunyai alur yang sama. Pada awalnya anak berkebutuhan khusus selalu dianggap beban dan selalu ditolak oleh sekolahan. Seiring berkembangnya jaman, pendidikan inklusif mulai diterapkan di beberapa sekolah di dunia. Hingga pada akhirnya dibuatlah sebuah sekolah khusus sekolah luar biasa (SLB) yang akan memberikan perhatian dan akan membimbing anak berkebutuhan khusus dalam hal pendidikan.

Pada era 1980-1990-an, pemerintah Australia memberi pengertian pendidikan inklusif sebagai pendidikan yang menerima anak dengan kebutuhan khusus di sekolah atau kelas regular. Namun sekarang ini, pengertian pendidikan inklusif di Australia berkembang menjadi pendidikan yang disediakan untuk siswa dengan berbagai tingkat kebutuhan khusus, latar belakang sosial-ekonomi, dan aspirasi dalam seting sekolah reguler.

Di Jepang pendidikan inklusif diimplementasikan dengan diadakan 3 bentuk pendidikan: SLB, Kelas Khusus dan Kelas Bimbingan Khusus. Dalam memberikan pelayanan dalam pendidikan inklusi di Jepang, guru dituntut memiliki kepekaan terhadap masalah yang dihadapi anak dan mampu menemukan solusi yang tepat terhadap permasalahan tersebut.

Proses menuju pendidikan inklusif di Indonesia diawali pada awal tahun 1960-an oleh beberapa orang siswa tunanetra di Bandung dengan dukungan organisasi para tunanetra sebagai satu kelompok penekan. Pada masa itu SLB untuk tunanetra hanya memberikan layanan pendidikan hingga ke tingkat SLTP.

Pada akhir tahun 1970-an pemerintah mulai menaruh perhatian terhadap pentingnya pendidikan integrasi, dan mengundang Helen Keller International, Inc. untuk membantu mengembangkan sekolah integrasi. Keberhasilan proyek ini telah menyebabkan diterbitkannya Surat Keputusan Menteri Pendidikan nomor 002/U/1986 tentang Pendidikan Terpadu bagi Anak Cacat yang mengatur bahwa anak penyandang cacat yang memiliki kemampuan seyogyanya diberi kesempatan untuk belajar bersama-sama dengan sebayanya yang non-cacat di sekolah biasa. Sayangnya, ketika proyek pendidikan integrasi itu berakhir, implementasi pendidikan integrasi semakin kurang dipraktekkan, terutama di jenjang SD. Akan tetapi, menjelang akhir tahun 1990-an upaya baru dilakukan lagi untuk mengembangkan pendidikan inklusif melalui proyek kerjasama antara Depdiknas dan pemerintah Norwegia di bawah manajemen Braillo Norway dan Direktorat PLB. Agar tidak mengulangi kesalahan di masa lalu dengan program pendidikan integrasi yang nyaris mati, perhatian diberikan pada sustainabilitas program pengimplementasian pendidikan inklusif

Pendidikan inklusif telah berada di seluruh negara, dan setiap negara selalu berusaha untuk mengembangkan sistem pendidikan inklusif. Dalam hal ini kita bisa melihat dan mengimplementasikan sistem pendidikan inklusif dari berbagai negara ke dalam pendidikan inklusif di Indonesia untuk mendapatkan sistem pendidikan yang cocok untuk membantu anak berkebutuhan khusus dalam mengikuti pembelajaran dengan lebih efektif.


About the Author

I like challenges and learning new things.

Post a Comment

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.